Senin, 17 Agustus 2009

Tumbuhan Penambah Stamina



Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya dengan sumber daya alamnya. Ketersediaannya melimpah dari Sabang di Aceh, hingga Merauke di Papua. Bahkan, beberapa jenis tanaman dan tumbuhtumbuhan dipercaya memiliki banyak khasiat yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia, termasuk dalam memulihkan stamina pria. Beberapa jenis tanaman yang dipercaya memiliki khasiat meningkatkan stamina pria, antara lain :

l. Ekstrak Ginseng
Ginseng merupakan tanaman dengan khasiat meningkatkan stamina tubuh, kinerja fisik, meningkatkan gairah seksual, memperbaiki aliran darah, dan menunda proses penuaan dan penurunan fungsi jaringan atau organ.

2. Ekstrak damiana.
Damiana (Turnera aphrodisiaca) berkhasiat meningkatkan stamina kaum pria merupakan tanaman belukar kecil dengan daun beraroma khas. Tanaman ini digunakan sebagai afrodisiak (zat yang digunakan untuk merangsang daya seksual), antidepresi, tonikum dan diuretik.

3. Ekstrak Yohimbe
Ekstrak yohimbe merupakan alkaloid yang berasal dari tanaman Pausinystalia yohimbe, dan bermanfaat untuk meningkatkan stamina pria. Efeknya memperlebar pembuluh darah, meningkatkan aliran darah, khususnya di jaringan erektil.

4. Muira puama
Muira puama (Ptychopetalum olacoides) merupakan tumbuhan belukar dari Brasil yang digunakan sebagai afrodisiak dan stimulan sistem saraf.

5. Ginseng Siberia
Ginseng Siberia (Eleutherococcus senticosus) digunakan untuk meningkatkan stamina dan meningkatkan daya tahan terhadap stres.

6. Jahe
Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan tumbuhan semusim yang banyak ditemukan di Indonesia dan belahan dunia lainnya. Jahe mengandung minyak atsiri, damar, mineral sineol, fellandren, kamfer, zingiberin, zingiberol, gigerol, lipidas, asam aminos, niacin, vitamin A, B1, C dan protein. Di balik rasanya yang pedas, jahe memiliki khasiat merangsang pelepasan hormon adrenalin, memperlebar pembuluh darah dan mempercepat aliran darah. Jahe juga mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan radikal bebas didalam tubuh. sya/berbagai sumber. (11 Juli 2008)

Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/89/Tumbuhan_Penambah_Stamina
17 Agustus 2009
Sumber Gambar :

Go Internasional Dengan Jahe Merah



Masalah Kesehatan dan farmasi tidak hanya menjadi monopoli Rumah Sakit saja. Apalagi biaya berobat di Rumah Sakit kini kian hari semakin melangit. Tidak heran jika banyak orang mulai mencari pelbagai alternatif lain demi kesehatan dan dapat sembuh dari sakit.

Melihat peluang tersebut, Syaeroji meluncurkan Labeur Jahe, jahe merah instant hasil racikannya sendiri, ke pasar tahun 2005 silam. Istimewanya, jahe merah instan racikan Syaeroji terdiri dari bahan rempah tumbuhan seperti jahe merah, mahkota dewa, dan gula aren, serta tanpa bahan kimia dan pengawet. "Produk ini memakai bahan dasar dari rempah yang dipercaya sebagai obat, jadi aman dan tanpa efek samping," kata Syaeroji yang akrab dipanggil Oji ini.

Oji mengatakan Labeur jahe berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit, seperti rematik, asam urat, persendian, sesak nafas, flu, melancarkan peredaran darah, serta dapat menambah stamina dan gairah.

Sejatinya, Oji telah memulai usahanya tahun 1996 lalu. Namun, kala itu dia belum mencoba peruntungan di usaha racikan jahe merah ini. Awalnya, Oji hanya menjual gula aren, gula semut, gula merah, madu, dan emping melinjo saja.

Seiring berjalannya waktu, kata Oji, semakin banyak konsumen yang menanyakan tentang jahe merah instan. Oji lantas mencoba meracik sendiri jahe merah dengan ditambah mahkota dewa yang berkhasiat sebagai obat. Tak dinyana, baru sebentar diluncurkan ke pasar peminatnya hingga ke pelosok negeri dan mancanegara. Dalam sekejap, Labeur jahe menjadi primadona diantara produk Oji yang lainnya.

Pada awalnya Oji melakukan pemasaran dengan cara tradisional, yakni dengan cara menyebarkan informasi dari mulut ke mulut. Kini, Oji memiliki kantor pusat pemasaran di tempat asalnya, di Banten. Dia juga memiliki 32 reseller atau agen di beberapa kota seluruh Indonesia, seperti di Jakarta, Tangerang, Ciledug, Palembang, Bandung, Bekasi, Lampung, Bandung, Bogor, Serang, Padang, Ambon, Cilegon, Bali, Pandeglang, Lampung. "Dengan adanya agen, konsumen menjadi lebih mudah untuk melakukan pemesanan. Kita juga melayani pesanan antar untuk pesanan lebih dari 50 unit," kata Oji.

Sedangkan untuk menggaet pasar mancanegara, Oji memanfaatkan dunia maya dengan membuat website Labeur Jahe (www.labeurjahe.com). Sekarang Oji dapat menuai hasilnya. Pesanan mengalir setiap bulannya dari Belanda dan Malaysia. Tidak kurang dari 3.000 toples jahe merah dikirim ke kedua negara tersebut.


Modal sedikit untung berlipat

Usaha ini tidak membutuhkan banyak investasi. Awalnya, Oji hanya membutuhkan Rp 5 juta untuk produksi awal jahe merah instan ini. Hanya dalam waktu kurang dari sebulan modal tersebut telah balik. Dan bulan berikutnya, Oji telah dapat menikmati untung. Kini, dalam satu bulan Oji mengaku bisa meraih pendapatan Rp 350 juta. Sekarang, Oji mengatakan membutuhkan modal Rp 50 juta untuk produksi jahe merah. Modal itu selain untuk memenuhi pesanan dari pelanggan tetap, juga sebagai cadangan produk.

Untuk pemesanan kurang dari 5 toples isi 350 gram, Oji mematok harga Labeur jahe Rp 25.000 per toples. Sedangkan untuk pemesanan lebih dari 5 toples, pelanggan hanya perlu membayar Rp 20.000 per toples. Labeur jahe juga diproduksi secara
sachet. Satu renceng berisi 5 sachet dijual dengan harga Rp 15.000 per renceng.

Selama ini, Oji tidak pernah menggunakan dana pinjaman dari bank untuk kepentingan investasinya. Modal usaha didapatnya dari kas internal usahanya. Pasalnya, menurut Oji, suku bunga bank terlalu tinggi bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah sepertinya. Dia menilai jauh lebih efektif menggunakan kas hasil keuntungan usaha sebelumnya dibanding harus meminjam dari bank yang harus dikembalikan dengan tambahan bunga berlipat. "Lebih baik pakai apa yang ada saja untuk modal. Kalau pinjam bank berat, harus mengembalikan tiap bulan plus bunga," kata Oji. (11 Agustus 2008)

============================
Labeur Jahe
Jl. Raya Pandeglang Km.10
Sampay Watunggunung, Lebak
Provinsi Banten
Telp : 0812-9612704 /(0252) 206694

Sumber :
17 Agustus 2009
Sumber Gambar:

Jahe dan Senyawa Antioksidannya


Morfologi Tumbuhan Jahe

Tanaman jahe merupakan tanaman terna tahunan dengan batang semu yang tumbuh tegak. Tingginya berkisar 0,3-0,75 meter dengan akar rimpang yang bisa bertahan lama dalam tanah. Tanaman ini terdiri atas bagian akar, batang, daun, dan bunga. Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini tumbuh tunastunas baru yang kelak akan menjadi tanaman. Batang tanaman merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus. Batangnya terdiri dari seludang-seludang daun tanaman dan pelepah-pelepah daun yang menutupi daun. Daun jahe berbentuk lonjong dan lancip menyerupai daun rumput yang besar. Daun itu sebelahmenyebelah berselingan dengan tulang daun sejajar sebagaimana tanaman monokotil yang lainnya.

Jahe dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya, yaitu jahe putih atau jahe kuning besar, jahe putih kecil, dan jahe merah. Berdasarkan warna rimpang dikenal adanya jahe putih, jahe kuning, dan jahe merah. Dari segi bentuknya digolongkan menjadi jahe besar (jahe bedak) dan jahe kecil. Untuk penelitian ini digunakan jahe kecil (emprit).

Komposisi Kimia Jahe

Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak menguap (non-volatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak yang tak menguap yang biasa disebut oleoresi merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe, yaitu minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol, shogaol, dan resin (Paimin dan Murhananto, 1991).

Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1-3 %. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen – komponen non volatil yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada komponen volatil minyak atsiri. Oleoresin tersebut mengandung komponen – komponen pemberi rasa pedas yaitu gingerol sebagai komponen utama serta shagaol dan zingeron dalam jumlahsedikit. Kandungan oleoresin jahe segar berkisar antara 0,4 – 3,1 persen.

Menurut Wijayakusuma (2004), kandungan kimia jahe antara lain : asetates, bisabolene, caprilate, d-รข-phallandrene, d-camphene, d-borneol, farnisol, kurkumin, khavinol, linalool, metil heptenone, n-nonylaldehide, sineol, zingerol zingiberene, vitamin A, B, dan C, asam organik tepung kanji, serat, sitral, allicin, alliin, diallydisulfida, damar, glukominol, resin, geraniol, shogaol, albizzin,zengediasetat, metilzingediol.


Senyawa Antioksidan dalam Jahe

Jahe (Zingiber officinale, Roscoe) merupakan jenis rempah-rempah yang paling banyak digunakan dalam berbagai resep makanan dan minuman. Secara empiris jahe biasa digunakan masyarakat sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan, antipiretik, anti-inflamasi, dan sebagai analgesik. Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan. Beberapa komponen bioaktif utama dalam jahe adalah : 4-diarilheptanoid, shogaol, gingerol, dan gingeron memiliki aktivitas antioksidan di atas vitamin E.

Jahe ternyata mengandung berbagai senyawa fenolik yang dapat diekstrakdengan pelarut organik dan menghasilkan minyak yang disebut oloeresin. Dalam oloeresin jahe banyak terkandung senyawa fenolik seperti gingerol dan shogaol yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi melebihi aktivitas antioksidan vitamin E (Zakaria, 2005). Komponen dalam jahe yaitu gingerol dan shogaol mempunyai aktifitas antirematik.

Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Untuk mengetahui struktur molekul gingerol dan shogaol dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.

Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol. Komponen-komponen pedas dari jahe seperti 6-gingerol dan 6-shogaol dikenal memiliki aktivitas antioksidan cukup. Dari ekstrak jahe yang telah dibuang komponen volatilnya dengan destilasi uap, maka dari fraksi non volatilnnya setelah pemurnian ditemukan empat senyawa turunan gingerol dan empat macam diarilheptanoid yang memiliki aktivitas antioksidan disebut sebagai antioksidan primer. (26 Januari 2009)


Sumber :

http://yongkikastanyaluthana.wordpress.com/2009/01/26/jahe-dan-senyawa-antioksidannya/

17 Agustus 2009

Sumber Gambar:

http://www.weieast.com/resources/weiEast/images/libraries/content/herbalknowledge/Ginger.jpg

Jahe Merah : Supaya Bugar dan Gairah Makantar-kantar !

Sebagai bahan obat tradisional, jahe merah banyak dipilih karena memberikan rasa pahit dan pedas lebih tinggi dibanding jenis jahe lain.

Khasiat umumnya adalah menambah nafsu makan dan menghangatkan badan. Karena pengaruh inilah orang cepat merasa bugar dan gairah seksnya segera memuncak alias makantar-kantar.

Selain ukurannya lebih kecil dibanding dua jenis jahe lain, yakni jahe emprit dan gajah, warna kulit jahe merah juga berbeda. Kulitnya berwarna merah muda, dagingnya sedikit cokelat, dan memiliki serat lebih kasar.

Tanaman ini lebih dikenal berkhasiat sebagai pencahar, antirematik, dan peluruh masuk angin. Rimpang jahe merah mengandung minyak asiri yang terdiri dari zingeberin, kamfena, lemonin, zingiberen, zingiberal, gingeral, dan shogool. Kandungan lainnya, yakni minyak damar, pati, asam organik, asam malat, asam aksolat, dan gingerin.

Khasiat umumnya menghangatkan badan, penambah nafsu makan, peluruh keringat, serta mencegah dan mengobati masuk angin. Di samping itu, juga berguna untuk mengatasi radang tenggorokan (bronkitis), rematik, sakit pinggang, lemah syahwat, nyeri lambung, meningkatkan stamina, meredakan asma, mengobati pusing, nyeri otot, ejakulasi dini, dan melancarkan air susu ibu.

Bentuk Tanduk

  • Hingga saat ini memang belum ada penelitian tentang khasiat jahe merah untuk mengatasi asma.

Namun, menurut DR. Suwijiyo Pramono, ahli fitofarmaka dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, kemungkinan rasa hangat karena kandungan minyak asiri itulah yang menyebabkan rasa lega bagi penderita asma.

Pada dasarnya jahe merah tidak memiliki kandungan zat yang bersifat bronko splasmolitika (zat pelega saluran napas). Kemungkinan lain efek antihistamin pada jahe yang menyebabkan asma mereda, tutur doktor fitokimia lulusan Universite Toulose Perancis itu.

Namun, bagi Anda penderita asma sekaligus maag, sebaiknya menghindari konsumsi jahe merah. Karena gingerolnya bisa bikin lambung panas dan iritasi, ujar dosen Fakultas Farmasi UGM ini.

Tanaman bernama Latin Zingiber officinale ini memang kaya manfaat. Dibuat sebagai minuman juga menyegarkan. Nama genus Zingiber yang berbentuk tanduk diberikan karena rimpangnya mirip cula yang tumbuh di kepala badak.

Kata Zingiber sendiri diadopsi dari bahasa Arab, Zanjabil. Kitab suci Alquran pada surat Al Insaan ayat 17 juga menyebut-nyebut soal jahe. Kurang lebih isinya: Di dalam surga itu mereka diberi segelas minuman yang campurannya jahe.

Produk olahan jahe merah kini telah dijual bebas di pasaran. Bentuknya berupa rajangan kering atau simplisia, jahe instan, serbuk jahe, sirop jahe, dan permen, sehingga memudahkan Anda untuk menikmatinya. Selamat mencoba!

Beberapa Ramuan Jahe Merah

1. Untuk Atasi Rematik
Ramuan 1:
Siapkan jahe merah segar 20 gram, temulawak 20 gram, cabe jawa 20 gram, kumis kucing 30 gram, daun komfrey 30 gram, dan air untuk minum 4 gelas.

Semua bahan dicuci bersih, rajang atau diiris tipis, lalu direbus. Tunggu hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian saring.

Minum 2 kali pada pagi dan sore hari, sekali minum 1 gelas. Agar rasanya lebih segar, tambahkan 2 sendok makan madu dan perasan jeruk nipis.

Ramuan 2:
Siapkan jahe merah segar 20 gram, daun dewa segar 30 gram, irisan kering mahkota dewa 20 gram, daun meniran segar 30 gram, daun sendok 30 gram, dan air untuk minum 4 gelas. Semua bahan dicuci bersih, diiris atau dirajang kecil-kecil, lalu direbus. Tunggu hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian saring.

Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari, sekali minum 1 gelas. Bila suka, tambahkan madu.

2. Untuk Atasi Keropos Tulang
Siapkan jahe merah segar 20 gram, kacang hijau 30 gram, biji cengkih 10 gram, kapulaga 10 gram, merica 15 gram, kayumanis 20 gram, dan air 4 gelas.

Bahan-bahan dicuci bersih dan dilumatkan atau dimemarkan. Rebus hingga air rebusan tersisa 2 gelas, kemudian disaring. Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah makan. Sekali minum 1 gelas. Agar rasanya nikmat, bisa ditambahkan 2 sendok makan madu.

3. Untuk Atasi Asma
Siapkan jahe merah segar 20 gram, daun sambiloto 30 gram, daun randu 30 gram, daun lampes 20 gram, dan air untuk minum 4 gelas. Semua bahan setelah dicuci bersih, diiris atau dirajang kecil. Rebus hingga air rebusan tersisa 2 gelas, lalu saring.

Minum 2 kali sehari pada pagi dan sore hari setelah makan. Sekali minum 1 gelas. agar rasanya segar, bisa ditambahkan madu dan perasan jeruk nipis.

4. Untuk Atasi Stroke
Siapkan jahe merah 20 gram, mengkudu 40 gram, pule pandak 20 gram, daun dewa 30 gram, daun ciremai 20 gram, air untuk minum 4 gelas. Setelah semua dicuci, dirajang atau diiris. Rebus dengan air 4 gelas hingga air rebusan tersisa 1,5 (satu setengah) gelas, kemudian saring.
Minum tiga kali pada pagi, siang, dan sore setelah makan. Sekali minum _ (setengah) gelas.

5. Menambah Gairah Seks
Siapkan jahe merah 15 gram, gingseng 30 gram, cabe jawa 20 gram, lada hitam 20 gram, air untuk minum 4 gelas. Semua bahan dicuci, direbus hingga air rebusan tersisa 2 gelas kemudian disaring.

Minum 2 kali pada pagi dan sore. Sekali minum 1 gelas. Bisa tambahkan kuning telur 1 butir dan 2 sendok makan madu murni. Aduk hingga merata sebelum diminum.

Catatan: Agar lebih aman, tetaplah berkonsultasi dengan ahli tanaman obat atau ahli penyembuhan herbal. @ Suharso Rahman


Sumber :

Kompas Cyber Media, dalam

http://www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=192&Itemid=3

17 Agustus 2009

Sumber Gambar :

http://img33.picoodle.com/img/img33/2/5/18/deesiey/f_jahe2m_cb56f74.jpg

Mengenai Jahe

Jahe (Zingiber officinale), adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron.

Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari bahasa Sansekerta, singaberi.


Sejarah

Jahe diperkirakan berasal dari India. Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat Cina Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia Tenggara, Tiongkok, Jepang, hingga Timur Tengah. Kemudian pada zaman kolonialisme, jahe yang bisa memberikan rasa hangat dan pedas pada makanan segera menjadi komoditas yang populer di Eropa.

Karena jahe hanya bisa bertahan hidup di daerah tropis, penanamannya hanya bsia dilakukan di daerah katulistiwa seperi Asia Tenggara, Brasil, dan Afrika. Saat ini Equador dan Brasil menjadi pemasok jahe terbesar di dunia.

Ciri morfologis

Tanaman Jahe

Batang jahe merupakan batang semu dengan tinggi 30 hingga 100 cm. Akarnya berbentuk rimpang dengan daging akar berwarna kuning hingga kemerahan dengan bau menyengat. Daun menyirip dengan panjang 15 hingga 23 mm dan panjang 8 hingga 15 mm. Tangkai daun berbulu halus.

Bunga jahe tumbuh dari dalam tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 3,5 hingga 5 cm dan lebar 1,5 hingga 1,75 cm. Gagang bunga bersisik sebanyak 5 hingga 7 buah. Bunga berwarna hijau kekuningan. Bibir bunga dan kepala putik ungu. Tangkai putik berjumlah dua.

Pengolahan dan pemasaran

Rimpang jahe, terutama yang dipanen pada umur yang masih muda tidak bertahan lama disimpan di gudang. Untuk itu diperlukan pengolahan secepatnya agar tetap layak dikonsumsi.

Terdapat beberapa hasil pengolahan jahe yang terdapat di pasaran, yaitu:

  • Jahe segar
  • Jahe kering
  • Awetan jahe
  • Jahe bubuk
  • Minyak jahe
  • Oleoresin jahe

Merupakan potongan jahe yang kemudian dikeringkan. Jenis ini sangat populer di pasar tradisional.

Awetan jahe

Merupakan hasil pengolahan tradisional dari jahe segar, terutama jahe muda. Yang paling sering ditemui di pasaran adalah acar, asinan, sirup, dan kristal jahe. Jenis ini disukai konsumen dari daerah Asia dan Australia.

Bubuk jahe

Merupakan hasil pengolahan lebih lanjut dari jahe menggunakan teknologi industri. Bubuk jahe diperlukan untuk keperluan farmasi, minuman, alkohol dan jamu. Biasanya menggunakan bahan baku jahe kering.

Oleoresin jahe

Adalah hasil pengolahan lebih lanjut dari tepung jahe. Bentuknya berupa cairan cokelat dengan kandungan minyak asiri 15 hingga 35%.


Habitat

Jahe tumbuh subur di ketinggian 0 hingga 1500 meter di atas permukaan laut, kecuali jenis jahe gajah di ketinggian 500 hingga 950 meter.

Untuk bisa berproduksi optimal, dibutuhkan curah hujan 2500 hingga 3000 mm per tahun, kelembapan 80% dan tanah lembab dengan PH 5,5 hingga 7,0 dan unsur hara tinggi. Tanah yang digunakan untuk penanaman jahe tidak boleh tergenang.


Varietas

Terdapat tiga jenis jahe yang populer di pasaran, yaitu:


Jahe gajah

Merupakan jahe yang paling disukai di pasaran internasional. Bentuknya besar gemuk dan rasanya tidak terlalu pedas. Daging rimpang berwarna kuning hingga putih.

Jahe kuning

Merupakan jahe yang banyak dipakai sebagai bumbu masakan, terutama untuk konsumsi lokal. Rasa dan aromanya cukup tajam. Ukuran rimpang sedang dengan warna kuning.


Jahe merah

Jahe jenis ini memiliki kandungan minyak asiri tinggi dan rasa paling pedas, sehingga cocok untuk bahan dasar farmasi dan jamu. Ukuran rimpangnya paling kecil dengan warna merah.dengan serat lebih besar dibanding jahe biasa.

]Produk jahe

Di masyarakat barat, ginger ale merupakan produk yang digemari. Sementara Jepang dan Tiongkok sangat menyukai asinan jahe. Sirup jahe disenangi masyarakat Tiongkok, Eropa dan Jepang.

Di Indonesia, sekoteng, bandrek, dan wedang jahe merupakan minuman yang digemari karena mampu memberikan rasa hangat di malam hari, terutama di daerah pegunungan.


Referensi

  • Harmono, STP dan Drs Agus Andoko, Budidaya dan Peluang Bisnis Jahe, Penerbit Agromedia Pustaka, 2005.

Sumber :
17 Agustus 2009