Senin, 17 Agustus 2009

Jahe dan Senyawa Antioksidannya


Morfologi Tumbuhan Jahe

Tanaman jahe merupakan tanaman terna tahunan dengan batang semu yang tumbuh tegak. Tingginya berkisar 0,3-0,75 meter dengan akar rimpang yang bisa bertahan lama dalam tanah. Tanaman ini terdiri atas bagian akar, batang, daun, dan bunga. Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini tumbuh tunastunas baru yang kelak akan menjadi tanaman. Batang tanaman merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus. Batangnya terdiri dari seludang-seludang daun tanaman dan pelepah-pelepah daun yang menutupi daun. Daun jahe berbentuk lonjong dan lancip menyerupai daun rumput yang besar. Daun itu sebelahmenyebelah berselingan dengan tulang daun sejajar sebagaimana tanaman monokotil yang lainnya.

Jahe dapat dibedakan menjadi tiga jenis berdasarkan ukuran, bentuk, dan warna rimpangnya, yaitu jahe putih atau jahe kuning besar, jahe putih kecil, dan jahe merah. Berdasarkan warna rimpang dikenal adanya jahe putih, jahe kuning, dan jahe merah. Dari segi bentuknya digolongkan menjadi jahe besar (jahe bedak) dan jahe kecil. Untuk penelitian ini digunakan jahe kecil (emprit).

Komposisi Kimia Jahe

Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak menguap (non-volatile oil), dan pati. Minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak yang tak menguap yang biasa disebut oleoresi merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit. Komponen yang terdiri dari oleoresin merupakan gambaran utuh dari kandungan jahe, yaitu minyak atsiri dan fixed oil yang terdiri dari zingerol, shogaol, dan resin (Paimin dan Murhananto, 1991).

Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1-3 %. Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah zingiberen dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen – komponen non volatil yang mempunyai titik didih lebih tinggi daripada komponen volatil minyak atsiri. Oleoresin tersebut mengandung komponen – komponen pemberi rasa pedas yaitu gingerol sebagai komponen utama serta shagaol dan zingeron dalam jumlahsedikit. Kandungan oleoresin jahe segar berkisar antara 0,4 – 3,1 persen.

Menurut Wijayakusuma (2004), kandungan kimia jahe antara lain : asetates, bisabolene, caprilate, d-รข-phallandrene, d-camphene, d-borneol, farnisol, kurkumin, khavinol, linalool, metil heptenone, n-nonylaldehide, sineol, zingerol zingiberene, vitamin A, B, dan C, asam organik tepung kanji, serat, sitral, allicin, alliin, diallydisulfida, damar, glukominol, resin, geraniol, shogaol, albizzin,zengediasetat, metilzingediol.


Senyawa Antioksidan dalam Jahe

Jahe (Zingiber officinale, Roscoe) merupakan jenis rempah-rempah yang paling banyak digunakan dalam berbagai resep makanan dan minuman. Secara empiris jahe biasa digunakan masyarakat sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan, antipiretik, anti-inflamasi, dan sebagai analgesik. Berbagai hasil penelitian membuktikan bahwa jahe mempunyai sifat antioksidan. Beberapa komponen bioaktif utama dalam jahe adalah : 4-diarilheptanoid, shogaol, gingerol, dan gingeron memiliki aktivitas antioksidan di atas vitamin E.

Jahe ternyata mengandung berbagai senyawa fenolik yang dapat diekstrakdengan pelarut organik dan menghasilkan minyak yang disebut oloeresin. Dalam oloeresin jahe banyak terkandung senyawa fenolik seperti gingerol dan shogaol yang mempunyai aktivitas antioksidan yang tinggi melebihi aktivitas antioksidan vitamin E (Zakaria, 2005). Komponen dalam jahe yaitu gingerol dan shogaol mempunyai aktifitas antirematik.

Minyak jahe berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan mengobati mual dan muntah, misalnya karena mabuk kendaraan atau pada wanita yang hamil muda. Untuk mengetahui struktur molekul gingerol dan shogaol dapat dilihat pada Gambar 3 dan 4.

Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen bio-aktif yang berguna bagi tubuh. Komponen yang paling utama adalah gingerol yang bersifat antikoagulan, yaitu mencegah penggumpalan darah. Jadi mencegah tersumbatnya pembuluh darah, penyebab utama stroke, dan serangan jantung.

Gingerol diperkirakan juga membantu menurunkan kadar kolesterol. Komponen-komponen pedas dari jahe seperti 6-gingerol dan 6-shogaol dikenal memiliki aktivitas antioksidan cukup. Dari ekstrak jahe yang telah dibuang komponen volatilnya dengan destilasi uap, maka dari fraksi non volatilnnya setelah pemurnian ditemukan empat senyawa turunan gingerol dan empat macam diarilheptanoid yang memiliki aktivitas antioksidan disebut sebagai antioksidan primer. (26 Januari 2009)


Sumber :

http://yongkikastanyaluthana.wordpress.com/2009/01/26/jahe-dan-senyawa-antioksidannya/

17 Agustus 2009

Sumber Gambar:

http://www.weieast.com/resources/weiEast/images/libraries/content/herbalknowledge/Ginger.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar